Skenario New Normal Pendidikan

Skenario New Normal Pendidikan

Skenario New Normal Pendidikan – Dalam skenario new normal pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia sudah banyak berusaha untuk mengondisikan dengan keadaan pandemi yaitu dengan melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah secara daring atau online. Namun selain itu pemerintah juga sudah menyiapkan skenario salah satunya adalah dengan adanya acara belajar yang disiarkan melalui televisi.

Hal tersebut berguna untuk membantu anak tetap bisa belajar di rumah dengan baik. Banyak sekali upaya yang juga dilakukan oleh orang tua untuk membantu proses belajar anak seperti melakukan bimbel online atau mendatangkan secara langsung guru les ke rumah.

Skenario New Normal Pendidikan

Akan tetapi walaupun tetap belajar di rumah, hasil dari kegiatan belajar mengajar tentunya tidak akan seefektif apabila belajar secara langsung di sekolah. Selain itu juga masih banyak yang kesulitan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara online misalnya untuk guru atau siswa yang kebetulan tidak memiliki akses untuk melakukan belajar secara online. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu hambatan untuk para guru maupun siswa agar bisa belajar dengan baik.

Oleh karena itu, pemerintah mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar akan mulai aktif kembali sekitar bulan Juli 2020. Kegiatan belajar mengajar dengan siswa dan juga guru datang langsung ke sekolah akan mulai diberlakukan.

Meski begitu, kegiatan tersebut tentunya juga harus sesuai dengan prosedur keamanan yang selama ini sudah diterapkan seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sesering mungkin.

Skenario New Normal Pendidikan Ketika Sekolah Kembali Dibuka

Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mulai belajar secara langsung, baik untuk sekolah dan orang tua:

  1. Proses screening untuk karyawan dan juga guru

Virus Covid-19 ini memang bisa menyerang berbagai macam usia mulai dari bayi hingga lanjut usia. Hanya saja ada beberapa usia yang memang sangat rentan untuk tertular dan memiliki tingkat kesembuhan yang rendah, seperti pada usia anak-anak dan 50 tahun ke atas. Daya tahan tubuh atau imunitas orang tersebut cukup rendah sehingga akan mudah tertular.

Terlebih lagi jika orang dengan bawaan penyakit sebelumnya seperti diabetes, obesitas, pembuluh darah dan paru, penyakit jantung, kanker, kehamilan atau memiliki daya tahan tubuh yang cukup rendah. Guru atau karyawan dengan dengan riwayat penyakit tersebut lebih disarankan untuk tidak mengajar secara langsung dan melakukan sistem pengajaran secara online atau daring.

  1. Melakukan test covid-19

Melakukan test covid atau rapid test juga disarankan untuk guru dan karyawan yang mengajar dan bekerja di sekolah tersebut. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa guru atau karyawan tersebut tidak positif terkena virus sehingga tidak akan membahayakan siswa atau rekan kerja yang lain. Untuk guru atau karyawan yang memang sudah dinyatakan ODP atau PDP disarankan untuk tetap mengajar dengan sistem daring atau online.

  1. Screening zona tempat tinggal

Panduan skenario new normal pendidikan memang tidak disarankan untuk semua sekolah. Dalam hal ini hanya sekolah dengan lokasi yang memang berada di zona hijau yang diperbolehkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung. Wilayah yang masih dalam zona merah sudah pasti tidak disarankan untuk melakukan prosedur sekolah secara langsung karena kasus covid masih belum turun.

  1. Melakukan sosialisasi

Prosedur yang baru mengenai skenario untuk belajar secara langsung di sekolah tentunya wajib untuk disosialisasikan. Hal ini penting untuk memberikan himbauan dan juga informasi kepada baik siswa, orang tua, staf sekolah dan guru agar mengerti tentang prosedur yang harus dilakukan.

Dengan begitu semua informasi bisa tersampaikan dengan baik dan jelas. Akan tetapi, acara sosialisasi juga penting untuk dilakukan secara online untuk menghindari penyebaran virus dan bertambahnya kasus positif.

  1. Data dan cek kondisi

Guru wali kelas wajib untuk mendata dan menscreening kondisi kesehatan siswa. Hal ini juga berguna agar proses pengumpulan data siswa yang sehat dan tidak sehat bisa terorganisir dengan baik dan tidak tersebar. Siswa yang kebetulan sedang sakit akan diperkenankan untuk belajar dari rumah hingga dokter menentukan waktu yang baik untuk kembali bersekolah secara langsung.

  1. Mengatur waktu kegiatan belajar mengajar

Peraturan dalam skenario new normal pendidikan juga menyarankan untuk adanya pengurangan jam belajar. Selain untuk menghindari siswa yang terlalu lama berada di luar rumah juga untuk meminimalisir penyebaran virus. Sekolah juga disarankan untuk memilih waktu belajar yang tidak bersamaan.

Jumlah siswa di sekolah sudah pasti sangat banyak, di sisi lain pemerintah juga mewajibkan untuk melakukan physical distancing. Dengan banyaknya siswa yang masuk secara bersamaan bisa saja aktivitas berjarak menjadi berkurang bahkan hilang. Oleh karena itu dibuatkan beberapa waktu yang berbeda untuk siswa belajar di sekolah.

  1. Posisi duduk

Selain dengan mengurangi dan membatasi waktu untuk belajar di sekolah, tempat duduk siswa di kelas juga harus berjarak sekitar .5 meter. Hal ini juga sebagai upaya untuk mendukung aturan physical distancing. Bahkan jika perlu, sekolah memfasilitasi adanya sekat atau pembatas plastik antar siswa agar tidak berdekatan dan melakukan kontak fisik.

  1. Menjaga jarak

Selain siswa, prosedur skenario new normal pendidikan juga harus diterapkan oleh guru. Siswa dan guru harus saling menjaga jarak dan menghindari sentuhan fisik secara langsung. Bahkan guru juga disarankan untuk tidak berpindah kelas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya perpindahan virus yang mungkin sudah menempel ke area yang lebih luas atau siswa dan guru lain yang memang sehat.

  1. Screening harian

Ketika sudah masuk sekolah, guru, karyawan dan juga siswa wajib untuk melakukan screening harian. Misalnya seperti pengecekan suhu tubuh, pengecekan prosedur kesehatan seperti masker, hand sanitizer, face shield, sarung tangan dan lain sebagainya. Sebelum masuk ke sekolah atau kelas, guru, siswa dan karyawan wajib untuk dilakukan pengukuran suhu tubuh. Siswa, guru dan staf yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat wajib untuk pulang dan melakukan work from home.

  1. Penerapan aturan pola sekolah yang baru

Ketentuan untuk sekolah yang sudah memperbolehkan siswanya masuk adalah dengan menerapkan pola sekolah yang baru. Hal ini berguna sebagai upaya untuk pencegahan penyebaran virus Covid-19. Aturan yang baru tersebut seperti wajib untuk menggunakan masker, tidak menyentuh secara sembarangan, selalu membiasakan cuci tangan, selalu menjaga jarak dan prosedur kesehatan lainnya.

Tentunya sekolah juga harus ikut memfasilitasi hal tersebut seperti pengadaan wastafel dan hand sanitizer di tempat yang mudah dijangkau siswa, guru dan staf sekolah. Selain itu siswa juga diharapkan untuk membawa bekal makan secara mandiri dari rumah.

Skenario new normal pendidikan memang tidak bisa diterapkan secara mudah dan langsung pada semua sekolah. Perlu adanya tindak lanjut lagi sebelum menentukan bahwa sekolah tersebut diperbolehkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung.

Orang tua tetap bisa membantu anak dengan memahami materi pelajaran walaupun dari rumah dengan cara menggunakan bimbel online atau mendatangkan tutor secara langsung. Makanya kami dari Gurulesku ID menyediakan sistem les online dan offline untuk anak atau siswa Anda. Mereka akan lebih paham belajar dengan bimbingan belajar terbaik kami. Hubungi di 0877-4330-0097 atau email ke info@gurulesku.id untuk info lebih lanjut.

[Total: 0 Average: 0]

Write a Comment

× Yuk, langsung tanya admin!